jepangmantap – Rin Hachimitsu bukan instruktur gym biasa dengan rambut dikuncir dan seragam pelatih yang pas di badan, ia tampak profesional, tapi diam-diam hatinya selalu berdebar setiap kali melihat para member yang benar-benar serius latihan. Ada sesuatu tentang keringat yang menetes di pelipis, napas yang memburu, dan otot-otot yang menegang karena usaha keras—semua itu memunculkan rasa kagum, dan mungkin sedikit ketertarikan lebih, di hati Rin. Ia menyukai momen ketika seseorang hampir menyerah, tapi tetap melangkah, berkeringat dan tersenyum padanya—itu kelemahan kecil Rin yang tak banyak orang tahu.
Suatu hari, salah satu member pria yang baru bergabung menarik perhatiannya lebih dari biasanya. Ia tampak canggung di awal, tapi perlahan menunjukkan kemauan kuat, terus berlatih meski bajunya sudah basah oleh keringat. Rin memperhatikannya diam-diam, pura-pura sibuk memeriksa posisi tubuh, padahal hatinya berdesir tiap kali melihat keringat mengalir dari pelipis ke leher. “Bagus banget, jangan berhenti ya,” ucapnya sambil tersenyum manis, mencoba menyembunyikan kegembiraannya. Dalam hatinya, Rin tahu: dia tak hanya mengajar olahraga, tapi diam-diam juga jatuh hati pada semangat yang terlihat dari tetes keringat itu.
