JepangMantap – Karen Yuzuriha, seorang senior yang dikenal tenang dan penuh wibawa, tengah menyelesaikan laporan akhir bulan. Di seberangnya, seorang junior baru yang masih belajar ritme kerja, tampak sibuk dengan layar laptopnya. Udara malam itu sunyi, hanya ditemani suara ketikan dan kopi yang mulai mendingin. Saat jam bergulir ke angka sepuluh, Karen memecah keheningan dengan sebuah candaan ringan yang membuat sang junior tertawa. Dari situ, percakapan kecil mengalir, membahas hal-hal ringan: makanan favorit, alasan memilih pekerjaan ini, bahkan impian masa kecil yang hampir terlupakan. Dalam obrolan itu, mereka menemukan kenyamanan yang tak disangka—seolah lembur malam itu bukan beban, tapi momen yang mereka syukuri.
Hari-hari berikutnya, interaksi mereka semakin akrab. Tak hanya di kantor, mereka mulai saling berkirim pesan di luar jam kerja, berbagi cerita dan saling menyemangati. Karen, yang selama ini fokus pada karier, mulai merasakan hangatnya perhatian dari seseorang yang lebih muda, sementara sang junior merasa dihargai dan didengar tanpa merasa dihakimi. Suatu hari sepulang kerja, di bawah langit senja yang hangat, mereka akhirnya mengungkapkan perasaan masing-masing. Sejak itu, hubungan mereka berkembang dari kolega menjadi pasangan yang saling mendukung, menjaga batas profesional di kantor, namun membangun kedekatan yang tulus di luar ruang kerja.
