Maya, seorang siswi di sekolah menengah atas, selalu merasa terpesona dengan kehadiran Pak Arya, guru matematika yang tampan dan cerdas. Setiap kali Pak Arya memasuki kelas, Maya tidak bisa mengalihkan pandangannya dari sosoknya yang penuh percaya diri dan bijaksana. Meskipun ia berusaha fokus pada pelajaran, hati Maya tak bisa menahan perasaan kagumnya. “Pak Arya itu keren banget,” pikirnya, mencoba untuk menenangkan dirinya. Teman-temannya sering bercanda tentang perasaan wdgemoy yang mereka rasakan terhadap orang-orang yang mereka kagumi, dan Maya pun mulai merasa hal yang sama.
Namun, Maya tahu betul bahwa perasaan tersebut hanyalah kekaguman dan tidak seharusnya berkembang lebih jauh. Setiap kali Pak Arya memberikan penjelasan yang menarik, Maya merasa semakin terhubung dengan cara pengajarannya. Meskipun ada rasa canggung, Maya bertekad untuk tidak membiarkan perasaannya mengganggu fokusnya dalam belajar. Ia ingin mengingatkan dirinya bahwa perasaan seperti ini adalah hal yang biasa dialami banyak remaja, dan yang terpenting adalah tetap menjaga tujuan utamanya, yaitu meraih masa depan yang cerah.
