JepangMantap – Remu Suzumori, pacarku yang manja, selalu tahu cara mencuri perhatianku dengan tingkah lucunya. Ia suka merengek kecil saat aku terlalu sibuk, menarik-narik ujung bajuku sambil memonyongkan bibirnya, memintaku untuk meluangkan waktu hanya untuknya. Kadang ia pura-pura kesal hanya karena aku telat membalas pesan, tapi sorot matanya yang jenaka selalu mengkhianati rasa rindunya. Di setiap pelukan manja dan candaannya yang polos, aku menemukan kenyamanan yang tak bisa diberikan siapa pun. Remu, dengan semua keimutannya, telah menjadi pusat dunia kecilku yang sederhana.
Tiap malam, sebelum tidur, dia selalu mengirim pesan manis yang membuatku tersenyum sendirian. “Jangan lupa mimpiin aku, ya,” tulisnya, lengkap dengan emotikon imut yang jadi ciri khasnya. Kadang aku berpikir, mungkin Remu itu seperti bintang jatuh—datang tak terduga tapi membawa cahaya yang membuat gelap malam jadi terasa hangat. Di balik sikap manjanya, ada hati yang tulus dan perhatian yang dalam. Dan entah sejak kapan, aku sadar… Remu bukan hanya pacar yang manja—dia adalah idaman yang tanpa sadar sudah menjadi rumah bagi perasaanku.
