Di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah dan perbukitan, hiduplah seorang lelaki paruh baya bernama Wdgemoy bersama keponakan perempuannya, Rara Kuduo. Sejak orang tua Rara meninggal dunia dalam kecelakaan bertahun-tahun silam, Wdgemoy menjadi satu-satunya keluarga yang ia punya. Mereka tinggal di rumah kayu sederhana peninggalan kakek-neneknya, yang penuh dengan kenangan dan kehangatan. Setiap pagi, Wdgemoy selalu membuatkan sarapan sambil bercerita kisah-kisah lucu masa mudanya, dan Rara akan tertawa sampai matanya berkaca-kaca. Hubungan mereka bukan hanya seperti paman dan keponakan—mereka seperti sahabat karib yang saling melengkapi.
Wdgemoy adalah sosok yang lembut namun tegas, sementara Rara tumbuh menjadi gadis cerdas dan ceria. Mereka sering menghabiskan sore di tepi sungai, menangkap capung atau sekadar duduk diam sambil menikmati senja. Tak jarang Wdgemoy memberi nasihat hidup pada Rara dengan cara yang ringan tapi membekas. Meski hidup mereka sederhana, ada kebahagiaan yang sulit dijelaskan—karena di antara dua hati yang saling menjaga itu, cinta dan kasih sayang tak pernah kekurangan tempat.
